Kamis, 28 November 2013

Responding Papers: Perempuan, Agama, Dan Transformasi Sosial Dalam Agama Kristen

Responding Papers:
Perempuan, Agama, Dan Transformasi Sosial Dalam Agama Kristen
Sit Nurhayati
1111032100043
           
PEREMPUAN, AGAMA, DAN TRANSFORMASI SOSIAL DALAM AGAMA KRISTEN
Ø  Transformasi sosial merupakan proses pembenahan kehidupan manusia secara mendasar dalam skala mikro maupun makro.
Ø  Pemaknaan terhadap transformasi secara hakiki mengacu pada keniscayaan meninggalkan suatu kondisi masyarakat yang dzalim menuju kondisi lain yang lebih baik dan harus ada referensi transendental yang bisa dijadikan acuan ke mana perubahan itu harus diarahkan.
Ø  Pembenahan yang dilakukan tidak boleh lepas dari Kitab Suci karena pada dasarnya sejarah manusia merupakan proses dialektis antara ide (doktrin-doktrin agama) dengan realitas manusia yang berupaya untuk mencapai tujuan hidup manusia, yaitu untuk mendekati kebenaran mutlak.
Ø  Oleh karena itu perubahan dan pembenahan tidak boleh berhenti pada satu titik, harus terus mengalir, dinamis sesuai dengan sifat masyarakat yang selalu bergerak maju dengan segala perubahan-perubahan tatanan nilai yang menyertainya.[1]

Link Download PDF

Untuk Download PDF silahkan klik LINK dibawah ini :

PEREMPUAN, AGAMA, PERUBAHAN SOSIAL DALAM ISLAM


PEREMPUAN, AGAMA, PERUBAHAN SOSIAL DALAM ISLAM

Oleh: Dede Ardi Hikatullah & Ida Zubaedah
 PENDAHULUAN


Dalam pengantar sebuah buku bertemakan kesetaraan gender, QuraishShihab menyatakan bahwa dalam pandangan agama Islam, segala sesuatu diciptakan Allah dengan kodrat. Begitupun dengan laki-laki atau perempuan, sebagai individu dan jenis kelamin, laki-laki dan perempuan memiliki kodratnya masing-masing. Adanya perbedaan antara laki-laki dan perempuan memang tidak dapat disangkal, namun itulah kodrat. Dan perbedaan itu pun sebatas pada segi biologis saja. Sementara di sisi lain, dapat dipastikan bahwa tidak ada perbedaan antara laki-laki dan perempuan, misalnya dalam tingkat kecerdasan dan kemampuanberpikir.

Relasi Gender Dalam Agama Yahudi (Ika Wahyu Susanti)



IKA WAHYU. S

 




Pendahuluan
Setiap agama mengalami evolusi sikap-sikap terhadap perempuan secara historis, begitu pula dengan Yahudi. Kultur keagamaan Israel yang bersifat al-kitabi mempunyai rentang waktu mungkin 1000 tahun (1200-200 SM), tetapi masih banyak tradisi-tradisi yang terekam dalam Bible Ibrani. Puncak kematangan kultur Israel berpusat pada monoteisme yang kuat dengan berdasarkan pada keyakinan bahwa Tuhan yang benar-benar Esa telah menjadikan orang-orang Israel sebagai manusia-manusia pilihan-Nya.
Orang Yahudi menekankan prokreasi (reproduksi) dan kehidupan keluarga karena mereka telah melakukan suatu perjanjian  dimana perjanjian itu berupa aturan-aturan yang menyerupai kontrak yang dibuat antara Tuhan dan Musa, sebagai wakil rakyat (lihat keluhan exodus dan Deuteronomy). Perjanjian tersebut memberi mereka suatu identitas yang istimewa dan suatu alasan yang istimewa pula untuk bertahan hidup.[1]

PEREMPUAN, AGAMA, DAN TRANSFORMASI SOSIAL DALAM AGAMA KRISTEN



PEREMPUAN, AGAMA, DAN TRANSFORMASI SOSIAL
DALAM AGAMA KRISTEN
(Revisi)
Dosen Pembimbing: Hj. Siti Nadroh, MA
Disusun untuk Memenuhi Syarat pada Matakuliah Relasi Gender dalam Agama-Agama

UIN LOGO
Oleh:
Lailatul Fawaidah
(1111032100053)

Ati Puspita
(1111032100055)

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2013
A.                PENDAHULUAN
Transformasi sosial merupakan proses pembenahan kehidupan manusia secara mendasar dalam skala mikro maupun makro. Dalam skala mikro pembenahan ditekankan pada aspek keimanan dan pola pikir individu. Sebagai langkah awal dari proses transformasi sosial yang bersifat gradual dan hirarkhis. Sedangkan praktik-praktik sosial yang menimbulkan ketimpangan, ketidakadilan, ketertindasan serta keterasingan dalam berbagai bentuknya merupakan agenda utama dari perubahan yang berskala makro. Pemaknaan terhadap transformasi secara hakiki mengacu pada keniscayaan meninggalkan suatu kondisi masyarakat yang dzalim menuju kondisi lain yang lebih baik dan harus ada referensi transendental yang bisa dijadikan acuan ke mana perubahan itu harus diarahkan. Pembenahan yang dilakukan tidak boleh lepas dari Kitab Suci karena pada dasarnya sejarah manusia merupakan proses dialektis antara ide (doktrin-doktrin agama) dengan realitas manusia yang berupaya untuk mencapai tujuan hidup manusia, yaitu untuk mendekati kebenaran mutlak. Oleh karena itu perubahan dan pembenahan tidak boleh berhenti pada satu titik, harus terus mengalir, dinamis sesuai dengan sifat masyarakat yang selalu bergerak maju dengan segala perubahan-perubahan tatanan nilai yang menyertainya. [1]

TEORI FEMINIS



TEORI FEMINIS
Sejarah dan Keragaman Pemikiran Feminis
(Revisi)
DosenPembimbing :Hj. Siti Nadroh, M.A
Makalah
Disusun untuk Memenuhi Syarat pada Matakuliah Relasi Gender dalam Agama-Agama
Oleh :
Fahmi Dzilfikri
(1111032100030)
Hodari
(1111032100031)


UIN LOGO

JURUSAN PERBANDINGAN AGAMA
FAKULTAS USHULUDIN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA

2013

I.                   Pendahuluan
Miss world, belum lama ini sering diperbincangkan media, baik cetak maupun elektronik. Antra pro-kontra mempunyai argumennya masing-masing. Tak kalah menarik, tokoh sosial, politik, dan agama yang ada di Indonesia, tidak ingin ketinggalan dalam menyikapi atau merespon ajang kecantikan dunia yang akan diadakan di Bali, Indonesia.
Makalah ini, memang tidak membahas mengenai “Miss World” itu sendiri, melainkan tentang gerakan yang memperjuangkan hak-hak wanita dalam bahasa kerennya Feminisme. Diantara argumen yang menolak Miss World ini, mereka (perempuan) merasa dieksploitasi secara legal. Dengan demikian apakah gerakan ini disebut feminisme? Lalu apakah yang dimaksud dengan feminisme dan sejarahnya? Dan bagaimana pengaruhnya terhadap perempuan?
test